Saatnya Memasuki Era Digital Marketing
Saat ini kita tampaknya akan mulai memasuki masa post-digital marketing. Sama halnya dengan perubahan dari modern ke post-modern dalam seni dan arsitektur, post-digital marketing juga berarti terjadinya penggabungan inovasi digital dengan dasar-dasar marketing tradisional. Penggabungan ini akan menciptakan pendekatan baru, melahirkan pemimpin merek yang baru, serta model paling mutakhir untuk mencapai kesuksesan bisnis. Hal yang perlu dipahami tentang post-digital marketing adalah bahwa digital saat ini telah menjadi pondasi, bukan lagi sebuah eksperimen. Digital marketing telah bergerak cepat menyusul marketing dan kampanye tradisional. Jadi, hal apa saja yang perlu kita lakukan untuk menyongsong era post-digital marketing? Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan pada masa mendatang:
• Menyusun budget berdasarkan hasil, bukan masa lalu
Banyak rencana pemasaran yang dimulai dengan pertanyaan “berapa budget tahun lalu?” dan “Apa yang perlu mendapat dukungan lebih tahun ini?”. Para marketer di era post-digital harus berhenti melakukan hal ini. Mereka perlu mulai memahami pola konsumsi media para pelanggan. Hal ini agar para marketer dapat memaksimalkan jangkauan, kedalaman, dan ikatan dengan berbagai titik dalam tiap fase hidup para pelanggan. Marketer post-digital perlu tahu bagaimana memusatkan sumber daya mereka dan menyeimbangkannya agar dapat membaurkan berbagai area demi mencapai produktivitas tertinggi. Misalnya saja memindahkan lima persen budget untuk iklan televisi ke online video, karena media tersebut terbukti dapat menjangkau audiens yang lebih tepat. Hal ini sudah pasti akan mengefisienkan penggunaan budget marketing Anda.
• Mengutamakan keinginan pelanggan
Ford sukses melakukan hal ini. Mereka menemukan hal yang sangat penting, yaitu para pelanggan model mobil terbaru mereka, seperti Fiesta, ternyata lebih suka menggunakan media di luar televisi. Temuan ini membuat Ford menjalankan kampanye Fiesta terbaru melalui media sosial dan digital untuk menjaring pembeli baru. Dengan cara ini Ford hanya mengeluarkan 10 persen dari biaya yang biasanya harus digelontorkan untuk kampanye mobil baru melalui media tradisional. Hal seperti inilah yang perlu dilakukan oleh para marketer post-digital. Mendesain kampanye sesuai dengan keinginan pelanggan, menggunakan media yang biasa digunakan oleh target pasar mereka.
• Menyewa agensi post-digital
Memasuki era post-digital para marketer perlu menyewa agensi post-digital pula. Mengapa? Karena para agensi post-digital ini akan menyusun riset, merek, dan sumber daya yang ada agar dapat mendefinisikan pelanggan, menciptakan konten, dan menyampaikan pesan dalam format digital maupun tradisional.
• Membawa digital ke dunia nyata
Para marketer post-digital perlu duduk bersama dengan rekan-rekannya di bagian produksi untuk menemukan cara baru yang dapat mengikat para pelanggan di dunia maya ke dunia nyata. Artinya, bagaimana membawa para pelanggan yang senang berkomunikasi di dunia maya datang ke outlet-outletyang ada di dunia nyata. Kita tidak bisa benar-benar mendigitalkan segalanya. Ini soal bagaimana mengombinasikan keduanya dengan tepat. Jadi, sudah siapkah Anda memasuki era post-digital marketing pada masa mendatang?
Sumber:
forbes