SCG Umumkan Hasil Kinerja Kuartal Kedua dan Semester Pertama 2017 dengan Mempercepat Investasi di ASEAN serta Menghubungkan Berbagai Inovasi Kolaboratif dari Seluruh Dunia

Bangkok, 27 Juli 2017 — SCG mengumumkan hasil kinerja semester pertama H1/2017, dimana menunjukkan keuntungan year-on-year (y-o-y) yang serupa berkat kinerja yang baik pada kuartal pertama. SCG mengungkapkan bahwa strategi investasi yang berkelanjutan untuk ASEAN sesuai rencana yang telah disetujui untuk pembangunan komplek petrokimia pertama di Vietnam yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing bisnis dengan teknologi kelas dunia yang dimiliki. Selain itu, gerakan untuk berinovasi menunjukan perkembangan yang signifikan melalui upaya terbaru dalam menghubungkan kolaborasi dari berbagai lembaga penelitian, wirausaha sains, dan teknologi serta para startups dari dari seluruh dunia. Upaya ini menekankan bahwa SCG memiliki dedikasi untuk berinovasi dalam setiap produk dan layanan untuk masa depan demi menjawab kebutuhan pasar dan konsumen dengan lebih cepat.

 

Roongrote Rangsiyopash, President dan CEO SCG, mengungkapkan Hasil Kinerja perusahan yang belum ditinjau (unreviewed) untuk Kuartal Kedua Q2/2017, dengan Pendapatan Penjualan yang tercatat sebesar Rp 42.037 Miliar (US$ 3.173 Juta), yaitu tetap sama seperti periode yang sama di tahun lalu (y-o-y). Hal ini menyebabkan, laba pada periode ini mencapai Rp 5,119 Miliar (US$ 386 Juta), turun 17% y-o-y dan 24% q-o-q, yang terutama disebabkan oleh kerugian pada persediaan, biaya bahan baku yang lebih tinggi, persaingan ketat dan melemahnya pasar Thailand terhadap bisnis Semen dan Bahan Bangunan (Cement-Building Mateials). Laba SCG untuk Semester Pertama H1/2017 tercatat Rp 11,707 Miliar (US$ 883 juta), meningkat sebesar 4% y-o-y, disebabkan oleh kinerja yang meningkat pada Kuartal Pertama 2017 sementara Pendapatan dari Penjualan meningkat 3% y-o-y dengan peningkatan hingga Rp 86.009 Miliar (US$ 6.485 Juta). Pendapatan ekspor pada semester pertama 2017 turut menyumbang 27% pendapatan terkonsolidasi SCG dari penjualan, menunjukan peningkatan 2% y-o-y hingga Rp 23.189 Miliar (US$ 1.748 Juta), terutama dari ekspor ke pasar China dan Asia Selatan.

 

SCG di ASEAN (kecuali Thailand)

Di ASEAN (kecuali Thailand), Pendapatan Penjualan SCG pada Kuartal Kedua Q2/2017 tercatat sebesar Rp 10.075 Miliar (US$ 760 juta), yang merupakan pertumbuhan sebesar 3% y-o-y serta mencapai 24% dari Total Pendapatan Penjualan dari SCG. Ini merupakan total penjualan dari operasi lokal di setiap pasar ASEAN serta impor dari operasi Thailand.

 

Pendapatan Penjualan SCG pada Semester Pertama H1/2017 tercatat Rp 19.869 Miliar (US$ 1.498 juta), yang merupakan pertumbuhan 5% y-o-y serta mencapai 24% dari Total Pendapatan Penjualan SCG.

 

Tercatat hingga 30 Juni 2017, SCG memiliki total aset sebesar Rp 215.249 Miliar (US$ 16.254 juta), dimana 25% atau Rp 53.691 Miliar (US$ 4.054 Juta) berada di wilayah ASEAN (kecuali Thailand).

 

SCG di Indonesia

Untuk pasar Indonesia, Pendapatan Penjualan SCG pada Kuartal Kedua Q2/2017 adalah sebesar Rp 2,435 Miliar (US$ 184 Juta), yang mencakup penjualan di Indonesia dan impor dari operasi Thailand. Ini merupakan penurunan 8% y-o-y terutama dari bisnis bahan bangunan semen.

 

Untuk Semester Pertama H1/17, pasar SCG di Indonesia mencatatkan Pendapatan Penjualan sebesar IDR 5.155 Miliar (US$ 389 Juta), yang merupakan angka yang serupa dengan Semester Pertama H1/2016.

Gebrakan terbaru di Indonesia adalah langkah SCG dan Barito Pacific yaitu perusahaan berbasis sumber daya terdiversifikasi terkemuka yang baru-baru ini sepakat untuk melakukan investasi bersama untuk membangun PT SCG Barito Logistics sebagai perusahaan patungan logistik, dimana SCG akan menanamkan saham tidak langsung sebesar 49%, sementara Barito Group akan menanamkan 51% sahamnya. Kerjasama ini diharapkan dapat dimulai pada Kuartal Keempat Q4/2017. Investasi ini selanjutnya menekankan pada peningkatan keunggulan kompetitif di berbagai bidang seperti peningkatan cakupan jaringan dan efisiensi biaya yang ditingkatkan, dengan perluasan pertumbuhan di masa mendatang terhadap klien eksternal lainnya di seluruh Indonesia.

 

Selain itu, SCG telah secara resmi meluncurkan produk semen inovatif terbarunya “SCG Super Semen”, produk semen yang dilengkapi dengan formula lebih intensif yang dirancang dari Nano-Technology sehingga 40 kg semen inovatif ini memiliki kemampuan untuk mencampur dengan jumlah air dan pasir yang sama dengan semen normal ukuran 50 kg. “SCG Super Semen” menawarkan lebih banyak keefektifan biaya, lebih ramah lingkungan, mengurangi konsumsi sumber daya, mempersempit area pengadukan, dan menghemat biaya tenaga kerja.

 

Roongrote menyebutkan bahwa “SCG terus mengembangkan bisnis di ASEAN. Baru-baru ini, SCG telah menyetujui investasi untuk komplek petrokimia pertama di Vietnam, Long Son Petrochemicals Company Limited (LSP), dengan kepemilikan 71% dan investasi sebesar US$ 5.400 juta dengan Vietnam Oil and Gas Group (PetroVietnam). Proyek ini terdiri dari teknologi mutakhir dan memiliki daya saing bisnis karena terintegrasi dari hulu ke hilir secara menyeluruh. Produksi tersebut mengakomodasi bahan baku fleksibel dengan kapasitas produksi Olefin 1,6 juta ton per tahun. Proyek ini dijadwalkan untuk selesai dalam 4.5 tahun yang akan datang serta akan mulai beroperasi secara komersial pada Semester Pertama H1/2022. Hal ini akan mengurangi kebutuhan untuk mengimpor dan mendukung permintaan Vietnam yang terus meningkat. ”

 

Pada Semester Pertama 2017, Pendapatan Penjualan dari produk dan layanan High Value Added (HVA) mencapai Rp 32.972 Miliar (US$ 2.486 juta), meningkat 5% dari tahun sebelumnya, dan menyumbang 38% dari Total Pendapatan Penjualan. Baru-baru ini, SCG juga telah meluncurkan “Open Innovation Center” yang mampu meningkatkan kolaborasi sains dan teknologi dari lembaga penelitian dan korporasi dari seluruh dunia. Ini adalah upaya untuk menggabungkan gagasan dan mengenalkan produk dan layanan inovatif ke pasar serta membuka kesempatan untuk menjawab kebutuhan konsumen secara cepat dan tepat. Selain itu, SCG berusaha untuk berinvestasi di berbagai perusahaan startups melalui peluncuran AddVentures, sebuah perusahaan venture capital yang baru-baru ini diumumkan. AddVentures memfokuskan diri pada investasi teknologi digital dan inovasi untuk mendukung transformasi digital. Investasi terbagi menjadi dua yaitu investasi langsung serta venture capital. Selain itu, program internal startups telah dibuat bagi karyawan SCG untuk belajar dari model bisnis startups. Selain itu, SCG berencana untuk berinvestasi dalam pengembangan inovasi sekitar Rp 1.911 Miliar (US$ 144 Juta) pada tahun 2017. “