A Leader For Me and For You
Oleh : Fitria Risdayani.
Menjadi seorang pemimpin bukanlah menjadi seorang diktator, bukan pula menjadi orang “saya lebih tahu dari Anda”. Menjadi pemimpin adalah bagaimana cara mengikat emosi untuk bersama menjalani kebaikan, baik dalam bekerja, membantu orang lain, berbuat sesuai dengan prinsip dan norma yang berlaku. Menjadi pemimpin tidak hanya sebatas mengepalai sekelompok orang yang memiliki visi dan misi yang sama, tapi juga membentuk karakter mereka yang dipimpin agar bisa menyebarkan kebaikan bersama. Sukses bagi pemimpin adalah sukses bersama dimana lingkungan sekitar juga merasakan kesuksesan yang kita raih.
Belajar menjadi pemimpin tidak hanya mengajak orang lain untuk mengikuti, namun menawan hati untuk melihat kebaikan di masa depan. Belajar menjadi pemimpin itu berawal dari diri sendiri, belajar mengontrol diri sendiri untuk menghindari hal-hal negatif dan tidak memberikan manfaat untuk kemajuan diri sendiri. Kendali diri menjadi krusial karena kita berperang melawan kenikmatan-kenikmatan sesaat di luar sana yang bersifat sementara. Seperti orang yang sedang menjalani hidup sehat, melawan nafsu untuk makanan cepat saji atau makanan yang manis sangat menyiksa. Makanan cepat saji memang tampak sangat menggiurkan, namun sebagai gantinya kita mempertaruhkan kesehatan kita. Belajar menjadi pemimpin dimulai dari belajar menahan nafsu untuk diri sendiri, agar nanti dapat membantu orang lain menahan nafsu demi kebaikan bersama.
Mengawal nafsu dan mengontrol diri bagai menjadi seorang joki yang menjinakkan kuda liar. Perlu usaha ekstra untuk menjinakkannya. Begitu juga dengan nafsu. Ketika sudah berhasil mengontrol diri untuk terbebas dari hal-hal negatif, kita akan menjadi lebih tenang dan bijaksana menghadapi permasalahan. Walaupun ini bukan satu-satunya syarat untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, namun setidaknya kita sudah berhasil melewati satu tahapan krusial untuk pembentukan karakter pemimpin yang bijak.
Saat ini, saya masih berusaha mengontrol diri karena pada kenyataannya memang dibutuhkan usaha ekstra. Satu hal lagi, teori selalu lebih mudah daripada praktek. Untuk menjaga kata menjadi sebuah aksi nyata juga sulit, namun kita harus berusaha mewujudkannya menjadi kenyataannya.
Nah, bagaimana dengan teman-teman? Apa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan bagaimana cara untuk mewujudkannya? Marilah kita berdiskusi, semoga bisa menambah ilmu kita.