Mempersiapkan Indonesia Memasuki Era Robot dan Otomasi

25 Juni 2018 – Revolusi Industri Keempat atau lazim disebut Industri 4.0, dengan cepat mengubah perekonomian Asia Tenggara melalui teknologi yang disruptif seperti otomasi menggunakan robot. Sebagai negara yang memiliki potensi menjadi ekonomi global terbesar kesepuluh pada tahun 2030 nanti, Indonesia harus segera memanfaatkan peluang otomasi untuk terus meningkatkan daya saing.

Federasi Internasional Robotika menempatkan Indonesia di antara yang terendah dibandingkan negara lain di Asia Tenggara dalam hal penggunaan teknologi otomasi pada tahun 2016, dengan rasio lima robot industri yang dipasang per 10.000 karyawan. Negara ini juga berada di belakang negara-negara ASEAN lainnya dalam Global Innovation Index 2017. Untuk mendorong pemanfaatan otomasi perlu adanya inisiatif inovasi di sektor publik dan swasta serta peningkatan anggaran belanja pemerintah untuk penelitian dan pengembangan.

Sejalan dengan hal ini, pemerintah meluncurkan roadmap “Making Indonesia 4.0” untuk menyambut era otomasi dan mempersiapkan Indonesia untuk Industri 4.0. Jika berhasil, Indonesia dapat mewujudkan tingkat pertumbuhan PDB sebesar enam hingga tujuh persen dari 2018 hingga 2030, dengan industri manufaktur menyumbang antara 21 hingga 26 persen PDB pada tahun 2030. Penciptaan lapangan kerja melalui roadmap ini diperkirakan akan mencapai 19 juta pada tahun 2030.

Pemerintah dan negara bercita-cita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inovasi, maka sangatlah penting bagi perusahaan untuk memahami bagaimana cara memanfaatkan berbagai inovasi yang ada di pasar untuk menyambut era otomasi.

Langkah Memahami dan Menerapkan Otomasi

Otomasi memiliki potensi untuk merevolusi jenis-jenis industri utama di Indonesia, termasuk kuliner, otomotif, tekstil, elektronik dan bahan kimia. Inovasi teknologi saat ini menawarkan peluang bagi bisnis untuk menjadi tetap kompetitif di tengah meningkatnya biaya operasional dan pergeseran tuntutan ekonomi.

Ketika memutuskan untuk melakukan otomasi, bisnis harus mengidentifikasi terlebih dahulu proses mana saja yang akan diuntungkan. Mulailah dengan proyek yang paling sederhana, paling hemat biaya, yang membutuhkan sedikit perubahan pada lini produksi. Jika diperlukan adanya perubahan, maka biaya tambahan yang dikeluarkan harus sesuai dengan manfaat dan nilai jangka panjang yang didapat.

Memilih teknologi yang cocok sangatlah penting. Solusi otomasi yang fleksibel harus menjadi bahan pertimbangan karena teknologi ini akan memungkinkan bisnis untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah, karena ruang kerjanya mudah dikonfigurasi ulang untuk produksi berbagai produk dan melakukan pemrosesan.

Solusi dengan fitur keamanan bersertifikat, yang memungkinkan karyawan untuk bekerja bersama teknologi ini dengan aman, harus menjadi prioritas. Pelatihan yang memadai juga harus diberikan kepada para pekerja untuk memastikan mereka menguasai proses-proses otomatis baru ini.

Membuat Otomasi Mudah Dijangkau

Teknologi baru dalam otomasi robotik, khususnya robot kolaboratif (cobots), robot yang mampu bekerja berdampingan dengan manusia, menawarkan manfaat yang tidak terbatas untuk pelaku bisnis. Cobot memungkinkan bisnis untuk meningkatkan efisiensi biaya, produktivitas, dan hasil kerja yang berkualitas sekaligus meringankan beban tugas yang berat dan berulang bagi karyawan.

Cobot membuat otomasi dapat dijangkau oleh bisnis segala ukuran. Lebih murah daripada robot industri tradisional dan dapat diimplementasikan dengan cepat dan mudah. Biaya pemasangan rendah karena perusahaan tidak perlu mengalami perombakan besar dalam pengaturan produksinya. Lebih jauh lagi, cobot juga meningkatkan produktivitas, meningkatkan hasil akhir tiap pekerja sebanyak 30 persen di sektor manufaktur.

PT JVC Electronics Indonesia (JEIN), perusahaan yang memproduksi perangkat audio-visual dan navigasi mobil di Karawang, memasang cobot Universal Robots tanpa mengubah ruang kerjanya. Sifat kecil, ringan, dan padat dari cobot ini melengkapi fasilitas produksi perusahaan, dalam ruangan terbatas. JEIN telah melihat peningkatan dalam produktivitas dan kualitas kinerja dan pengurangan biaya operasional tahunan lebih dari USD 80.000.

Cobot juga memiliki fitur-fitur keamanan yang tinggi. Mayoritas cobot di fasilitas JEIN beroperasi tanpa pengaman (setelah risk assessment) karena sistem keamanan yang dipatenkan, memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan aman bersama mereka. Cobot juga menggantikan pekerja ketika menangani tugas-tugas berisiko tinggi.

Cobot memfasilitasi kemudahan pemrograman dan integrasi ke dalam aplikasi yang sudah ada. Tim teknik JEIN berhasil memasang dan belajar mengoperasikan cobot dalam jangka waktu singkat, meskipun baru saja mengenal robotika.

Prospek Teknologi Otomasi di Indonesia

Otomatisasi robot memberi para pekerja kesempatan untuk berfokus pada tugas yang membutuhkan keterampilan lebih tinggi, kualitas yang lebih tinggi, dan juga mendapat upah lebih tinggi. Mereka juga mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru karena adanya keterampilan baru yang dibutuhkan untuk mengoperasikan robot. Ini akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan negara karena otomatisasi meningkatkan ekspor, menciptakan pekerjaan berketerampilan tinggi dan pada akhirnya, meningkatkan kemampuan kerja karena lebih banyak pekerja dibekali dengan keterampilan teknis yang lebih luas.

“Untuk Indonesia, Industri 4.0 membawa peluang luar biasa untuk melompati banyak tahap pembangunan, mempercepat jalan menuju terwujudnya negara yang berdaya saing tinggi. Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan ini, bisnis harus memanfaatkan teknologi disruptif contohnya otomasi, sejalan dengan roadmap “Making Indonesia 4.0” yang baru saja dicetuskan oleh pemerintah.”, ungkap Shermine Gotfredsen, General Manager Universal Robots wilayah SEA & Oceania.