Resourcefulness

Dalam sebuah acara, Tony Robbins bertanya kepada para peserta, Siapa di sini yang pernah gagal? Apa yang menyebabkan kegagalan tersebut? Para peserta pun berteriak satu persatu:
Saya tidak punya uang.
Saya salah merekrut orang.
Tim saya tidak mampu.
Saya tidak punya keahlian.
Boss saya tidak punya kemampuan.
Perusahaan saya payah.
Presiden kita tidak mampu.
Tony pun berkata, Uang, keahlian, dan semua itu adalah resources, sumber daya. Kegagalan bukan disebabkan oleh sumber daya, kegagalan disebabkan oleh resourcefulness, keyakinan bahwa kita bisa, kita punya semua sumber daya yang dibutuhkan.
Orang-orang paling sukses di dunia ini awalnya tidak punya sumber daya, tapi karena mereka merasa yakin mereka bisa, mereka mendapatkan sumber daya apapun yang mereka butuhkan. Benar sekali. Banyak orang yang tadinya miskin, tapi berkat keyakinannya, mereka belajar dari orang-orang yang sukses membangun kemakmuran, dan memakmurkan orang lain. Dan dari kondisi yang miskin mereka tumbuh menjadi orang-orang yang sangat makmur dan mampu memakmurkan orang lain.
Banyak orang yang tadinya tidak punya keahlian, tapi mampu membangun dirinya sendiri menjadi orang yang sangat ahli. Masih ingat kisah seorang anak putus sekolah, penjual koran, yang belajar dari koran yang ia jual, dan ternyata berhasil menang lomba kecerdasan. Banyak orang yang jauh dari kaya, tapi karena kekuatan harapannya, doanya, dan ketekunannya, berhasil naik haji. Masih ingat kisah pemulung sampah yang sukses naik haji kan? Atau pembantu rumah tangga yang tiba-tiba diminta menemani bossnya yang dapat giliran naik haji tapi stroke, dan akhirnya ikut menikmati naik haji dengan paket program haji plus? Atau seperti tukang sayur di kompleksku yang sangat ingin naik haji dan mendengar ada kebutuhan petugas catering di Mekah untuk melayani para jemaah haji. Akhirnya ia mendaftar dan berhasil naik haji. Ada pula karyawan-karyawan yang selalu mengeluh bossnya tidak mampu. Tiba-tiba masuk seorang karyawan baru yang tidak suka mengeluh. Ia mempelajari kenapa perusahaan itu tidak berhasil, ia melakukan apa yang bisa ia lakukan, dan memberi banyak masukan pada bossnya. Akhirnya perusahaan itu maju berkat kontribusinya, dan bossnya memberi banyak kesempatan baginya untuk pelatihan di berbagai tempat untuk menjadi kader penggantinya. Perusahan itu pun menjadi sukses.
Dan yang paling lucu, di perusahaan yang sama, karyawannya mengeluh mereka tidak sukses karena boss nya, dan bossnya mengeluh mereka tidak sukses karena karyawannya. Butuh satu orang saja, yang tidak mengeluh dan yakin ia bisa, merasa resourceful, untuk mengubah semuanya, tentu dengan izinNya. Yang paling tidak masuk akal adalah yang menyalahkan presiden. Betapa banyak orang yang tetap sukses, siapapun presiden nya saat ini. Dan kalau benar-benar gagal, mereka pindah negara dan sukses di negara lain. Jadi mereka tetap mendapat jalan untuk sukses, tidak mengandalkan keberhasilan pada presidennya.
Jadi bukan uang, keahlian, karyawan atau boss, apalagi presiden, yang menyebabkan kegagalan atau kesuksesan kita. Kegagalan atau kesuksesan kita ada dalam hati kita, dan ada padaNya. Dan Allah adalah seperti prasangka kita.
Jadi bangunlah kesuksesan kita dengan keyakinan, keteguhan, prasangka baik padaNya. Mendekat terus padaNya, terus minta petunjuk jalan apa yang bisa membawa kita menuju keberhasilan dunia dan akhirat. Lakukan apapun yang bisa kita lakukan dalam jalanNya, hari ini lebih baik dari kemarin. Bangun akhlak dan pola pikir yang baik. Insya Allah, dengan ridloNya, apapun yang kita inginkan, dapat kita raih. Karena bagiNya, bahkan langit pun bukan batasan.
Jadi apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk mendapatkan ridloNya untuk meraih apapun yang ingin kita raih?
Sumber:
Indira Abidin
http://www.kompasiana.com/indiraabidin/resourcefulness_5835762c63afbd481458c447