FORTUNA Mengadakan Pelatihan Digital Branding Untuk UMKM Milenial pengrajin Batik di Pekalongan Agar Batik Semakin Mendunia

●        Era digital menawarkan kesempatan yang tak terbatas bagi pelaku UMKM di Indonesia untuk menumbuhkan bisnis dan memasarkannya secara masif ketika dibarengi dengan pengetahuan digital branding.

●        Sebagai salah satu grup perusahaan Integrated Business Communication Consultant yang telah 49 tahun berdiri, FORTUNA membagikan kekayaan pengetahuan tentang branding dan pemasaran digital kepada pelaku UMKM Batik di Pekalongan

 

 

 

Pekalongan, 18 Agustus 2019 – FORTUNA, salah satu icon brand agency lokal terbesar di Indonesia membuka pelatihan yang bertema “Batik Tiada Batas” untuk pelaku UMKM Milenial pengrajin Batik di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing sekaligus mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui media digital, digital branding dan digital marketplace. Acara ini juga dihadiri oleh, Asip Kholbihi S.H. M.Si, Bupati Pekalongan dan berbagai UMKM Milenial pengrajin Batik di Pekalongan. Selama 4 bulan, perusahaan akan menggelar pelatihan seminar setiap bulannya yang diikuti lebih dari 30 UMKM pengrajin batik milenial dan kalangan difabel asal Pekalongan. Bagi peserta yang memperlihatkan progress atau hasil terbaik juga akan diberikan penghargaan.

FORTUNA bersama RTV dan Rajawali Foundation melihat literasi digital merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh pelaku bisnis berbagai skala, khususnya UMKM. Hal ini didukung oleh data bahwa penetrasi internet di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hasil survei APJII pada tahun 2018 menyatakan bahwa jumlah penetrasi internet di Indonesia telah meningkat sebesar 10,12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa internet merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat di era digital. Tentunya ini menempatkan digital branding sebagai kebutuhan baru yang wajib dipahami oleh pelaku bisnis, termasuk bisnis kecil dan menengah di Indonesia. Digital branding akan mendorong pelaku UKM, khususnya industri batik khas Pekalongan, untuk bersaing di pasar nasional hingga pasar internasional.

AG Edhi Bawono, CEO Fortuna mengatakan, “Batik Tiada Batas” diartikan bahwa dengan memanfaatkan teknologi digital, Batik bisa dikenal dan dijual ke manapun di dunia. Sekarang digitalisasi sudah masuk ke berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari pemesanan produk, transaksi pembayaran hingga produk sampai pelanggan, semua bisa dilakukan melalui smartphone. Karena itulah, penting bagi pelaku UMKM memaksimalkan perubahan ini, dengan cara go online. Nah, untuk bisa memasarkan produk mereka dalam bisnis digital, maka skill digital branding menjadi penting untuk dimiliki. Digital branding, tentunya berbeda dengan branding konvensional sebelum adanya media-media baru. Sekarang, lebih banyak aspek baru yang perlu dipertimbangkan dalam branding, seperti pemilihan platform media sosial yang tepat hingga waktu posting yang optimal di Instagram. Hal ini yang coba kami latih kepada UMKM Batik di Pekalongan.”

Pemerintah Kabupaten Pekalongan merasakan pentingnya pelatihan digital bagi UMKM di Pekalongan. Pelatihan semacam ini tentu akan mendorong lebih jauh kemampuan pelaku UMKM di Pekalongan untuk mencapai pasar global.

Asip Kholbihi S.H. M.Si, Bupati Pekalongan menyatakan, “Kami percaya pelatihan ini dapat membantu UMKM Batik Pekalongan untuk besaing di dunia. Pelatihan ini juga searah dengan program Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menargetkan pertumbuhan UMKM Go Online di tahun ini. Salah satu cara agar bisnis bisa bersaing adalah dengan mengetahui cara memasarkan dan menjual produk secara digital.”

“Kami menyadari potensi Batik Pekalongan dan melihat bahwa digital branding akan membantu kami melebarkan sayap ke pasar yang lebih luas. Karena dengan teknologi digital, pelaku bisnis bisa memiliki dua kios, yakni kios offline di pasar dan kios online.” Ujar Wiwit, Pelaku UMKM Batik di Pekalongan.

Batik Pekalongan merupakan ikon kain etnik yang telah diakui oleh UNESCO di tahun 2014. Bahkan Pekalongan telah terkenal sebagai “Kota Batik” dan menjadi anggota UNESCO Creative Cities di tahun 2014.[1] FORTUNA for Indonesia hadir dalam usaha melestarikan dan menyebarluaskan ikon tradisi nusantara yang dimiliki oleh Pekalongan ini terutama di dunia digital.

Edhi menambahkan, “Batik adalah budaya luhur asli Indonesia yang harus terus dilestarikan oleh bangsa ini. Jika dahulu kita hanya berpikir pelestarian batik hanya dengan menjadi pengrajin batik, sekarang saatnya kita mengubah pola pikir tersebut. Melestarikan batik masa kini adalah dengan menjadi pebisnis atau pemasar digital sehingga batik tidak hanya lestari tetapi memiliki insentif material. Ini yang coba kami tanamkan dalam benak pelaku UMKM milenial di Pekalongan agar bersemangat dalam melestarikan budaya Indonesia.”

Pelatihan yang diberikan oleh FORTUNA bersama RTV dan Rajawali Foundation di Pekalongan bertujuan untuk melestarikan, memasarkan, serta mempromosikan Batik Pekalongan secara digital dan global. Pelatihan ini juga menargetkan hasil yang positif bagi pelaku UMKM Batik seperti pengetahuan digital dan lanskap bisnis digital di Indonesia, pembuatan strategi pemasaran batik secara digital, serta memiliki kreatifitas digital untuk mendorong pertumbuhan bisnis.