Tahapan dalam menangani Krisis
Oleh : Eva Ulisiana
Reputasi adalah segalanya, baik perorangan maupun organisasi. Kutipan dari seorang pengusaha sukses yaitu Warren Buffet mengenai reputasi yaitu “It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it. If you think about that, you’ll do things differently”. Kutipan di atas dapat kita simpulkan bahwa begitu pentingnya menjaga reputasi dengan sangat hati-hati karena menyangkut berbagai aspek dari orang atau organisasi tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkannnya manajemen krisis yang memiliki definisi yaitu aktivitas organisasi dan pedoman untuk mempersiapkan dan merespon kejadian fatal (seperti kecelakaan industri, cacat produk, rumor, terorisme, dan lain sebagainya) dengan cara yang aman dan efektif.
Dalam manajemen krisis tidak terlepas dari media. Krisis yang timbul menjadi sorotan media. Maka, dalam penanganan krisis haruslah juga melibatkan media. Hubungan media dengan organisasi yang sebelumnya terjalin dengan baik, tentunya memudahkan organisasi tersebut dalam penanganan krisis. Akan tetapi, apabila hubungan yang terjalin tidak cukup harmonis, ini dapat menjadikan potensi bahaya apabila organisasi kita mengalami krisis.
Oleh karena itu, maka dalam penanganan krisis, maka kita membutuhkan sebuah rencana yang terdiri dari empat tahap sebagai berikut :
• Membentuk tim perencanaan
Tim perencanaan ini yang nanti nya mengidentifikasi isu yang ada dan menetapkan jadwal serta biaya yang harus dikeluarkan.
• Menganalisa kemampuan dan bahaya yang ditimbulkan
Pada tahap ini, organisasi yang mengalami krisis mengadakan pertemuan dengan pihak luar seperti pemerintah, komunitas dan lain sebagainya. Selain itu pula, mengidentifikasi kemampuan sumber daya internal dan eksternal, lalu menganalisa segala kemungkinan dan pengaruh yang potensial terjadi.
• Mengembangkan rencana
Pada tahap ini, serangkaian aksi yang ingin dilakukan sudah ditetapkan, mulai dari mengembangkan prosedur darurat, memprioritaskan aktivitas yang ingin dilakukan hingga membentuk jadwal pelatihan.
• Mengimplementasikan rencana
Tahap terakhir ini sudah melakukan eksekusi terhadap rencana yang ada, dimana mengintegrasikan rencana ke dalam operasi organisasi tersebut.
Hal-hal inilah yang membuat saya tertarik dimana pada manajemen krisis kita harus bertindak cepat dengan strategi komunikasi yang tepat. Mulai dari pemilihan orang-orang yang berada di tim krisis hingga implementasi strategi. Dalam masa depan, saya ingin menjadi seorang ahli krisis.
Inspirasi tokoh di bidang ini menurut saya adalah Judy Smith. Judy Smith merupakan seorang ahli krisis, produser dan juga penulis. Karir nya mengalami perkembangan pesat ketika ia menjadi asisten spesial dan deputi sekretaris pada masa pemerintahan presiden Amerika George Bush. Setelah keluar dari pemerintahan, ia mendirikan firma manajemen krisis yang bernama Smith&Company. Selama ia berkarya, ia dikenal dengan reputasi nya sebagai seseorang yang terus terang, pekerja keras dan jujur.
Prestasi seorang Judy Smith, dapat kita raih bahkan melampaui apabila kita memiliki etos kerja seperti dia, akan tetapi disesuaikan dengan pribadi kita masing-masing. Hal inilha yang bisa menimbulkan nilai-nilai berbeda pada diri kita dibandingkan dengan orang lain. Hal ini dapat terwujud apabila saya merencanakan hal-hal berikut pada setahun kedepan :
• Learning by doing
Maksudnya disini adalah saya berlatih dan belajar dengan cara menangani langsung kasus yang berkaitan dengan manajemen krisis. Dengan melatih nya secara terus-menerus dan konsisten, saya percaya bahwa seseorang akan terampil dalam biadng tersebut.
• Banyak berkonsultasi pada ahlinya
Selain belajar dengan cara menangani kasus krisis, kita juga harus mendapatkan masukan kembali dari para ahli yang sudah berkecimpung dalam bidang ini dalam waktu yang lama. Hal ini berguna untuk memperkaya kembali pengetahuan saya akan manajemen krisis.
sumber gambar : http://snarfsocial.com/wp-content/uploads/2013/08/24.jpg