Hankook Kembali Menunjukkan Performanya pada Sirkuit Satu-Satunya di Jerman dalam ajang DTM, FIA Formula 3 European Championship dan Audi TT Cup
Ajang balap berlangsung padat pada kalender kompetisi DTM. Setelah pemberhentian internasional pertama di Hungaria, seri balap mobil internasional terpopuler ini melaju ke Norisring untuk babak berikutnya pada akhir pekan lalu. Dengan jarak 2,3 kilometer, sirkuit balap satu-satunya di Jerman ini menjadi trek balap terpendek sepanjang agenda DTM tour, dan batas trek sempit serta unik menjadi alasan mengapa jalur ini disebut sebagai “Franconian Monaco”. Dalam beberapa tahun terakhir, ban-ban balap dari produsen ban premium Hankook telah membuktikan kualitasnya dengan performa dan tingkat konsistensi yang luar biasa dalam kondisi aspal yang beragam. Ban Hankook juga selalu memberikan jaminan bagi pembalap dalam mendorong batas sirkuit yang sempit.
Norisring, Jerman, 12 Juli 2017 – Permukaan jalan di Norisring terdiri atas berbagai jenis aspal, yang telah beberapa kali diperbaiki dan diisi ulang. Lalu lintas kota biasanya cenderung lebih berkelok, yang berarti tingkat daya cengkeram tidak terlalu tinggi. “Butiran aspal untuk lalu lintas kota normalnya mulus, berbeda dengan permukaan trek balap yang biasanya agak berpasir. Menyesuaikan lengkung dan tekanan ban bisa meningkatkan daya cengkeram atau grip di Norisring,” jelas teknisi balap Hankook DTM Thomas Baltes.
Pada awal akhir pekan DTM, ada banyak kotoran di lintasan; pada sesi latihan bebas pertama khususnya, pembalap harus sangat fokus agar tidak kehilangan kendali pada mobil mereka di permukaan yang licin. Pada babak kualifikasi dan menjelang sesi balap itu sendiri, trek sudah “dibersihkan”. Namun, siapapun yang membelok dari jalur balap dan masuk ke sisi trek yang kotor, bisa kehilangan jalur landas.
Meskipun setengah dari delapan belokan di Norisring hanya sedikit yang mengalami perubahan arah, sirkuit di perkotaan terasa cukup berat. Kecepatan tinggi diikuti oleh kombinasi sempit dari belokan dan tikungan tajam; di beberapa bagian, mobil-mobil DTM harus melambat dari kecepatan hampir 250 kilometer per jam menjadi 50 kilometer per jam. Thomas Baltes: “Dalam proses pengereman yang sulit ini, bisa berbahaya jika tergelincir di aspal yang mulus, dan selalu ada pemblokiran roda di Norisring. Hal ini dapat meningkatkan suhu ban, dan menyebabkan ban menjadi sedikit aus serta sobek, namun hal ini sama sekali tidak membatasi kinerja ban balap Hankook di tahun-tahun sebelumnya.”
Karakter lain dari sirkuit jalan Nuremberg adalah banyaknya benturan, yang menyebabkan banyaknya pentalan. Tim dapat mengatur suspensi dan menggunakan tekanan ban yang sedikit lebih rendah untuk mengimbangi gerakan cepat ke atas dan ke bawah dari mobil-mobil ini. Namun, tekanan ban tidak boleh terlalu rendah, karena potensi daya cengkeram penuh ban balap Hankook hanya terjadi dalam kisaran suhu optimum.
Ajang balap ini ramai dengan para penonton di Norisring. Pada trek terpendek dalam kalender DTM ini, satu putaran hanya membutuhkan waktu 50 detik, yang berarti para penonton dapat melihat mobil melaju dengan lebih sering di “Franconian Monaco” daripada di tempat lain. Hampir seluruh lintasan terlihat dari tribun batu besar, di mana penonton bisa menyaksikan manuver salip-menyalip yang spektakuler di semua bagian kunci.
Selain DTM, FIA Formula 3 European Championship dan Audi TT Cup juga akan bersaing di sana, yang tentunya akan menyajikan pertandingan balap kelas dunia yang spektakuler.
“Setiap belokan di Norisring adalah bagian kunci. Pembalap perlu mencari titik pengereman yang tepat, kemudian mempercepat laju, meski tidak meninggalkan jalur balap, jika tidak mereka dapat mengalami tabrakan. Dengan pengaturan mobil yang tepat dan tekanan udara yang sesuai, ban balap Hankook akan memberikan banyak daya cengkeram dan tingkat konsistensi yang tinggi di Norisring, seperti yang telah dilakukannya setiap tahun sejauh ini,” kata Thomas Baltes.