Strategi dalam Menciptakan iklan yang Efektif dan Menarik
Sapto Handriyanto dalam ajang B’SNAP 2013 di Universitas Binus
Banyak cara untuk membuat sebuah iklan agar dapat menarik perhatian banyak orang, namun tidak banyak iklan yang berusaha untuk menciptakan pelanggan. Karena tidak jarang ada iklan yang hanya mengedepankan sisi menariknya. Memang benar bahwa iklan itu harus bisa menarik perhatian orang. Iklan yang menarik itu adalah hal yang wajib, karena adanya iklan yang menarik akan membuat orang mau memperhatikan dan menyimak iklan tersebut lalu kemudian membeli brand yang dipromosikan.
Atas dasar itu lah Binus TV sebagai media televisi komunitas dari Universitas Binus mengundang Sapto Handriyanto selaku Director of Innovation & Business Development dari Fortune Indonesia sebagai pembicara dalam seminar yang berjudul How to Make A Good Commercial Advertising pada 22 Februari lalu. Bertempat di auditorium kampus Anggrek Jakarta Barat, acara yang merupakan rangkaian dari ajang B’SNAP 2013 yang mengangkat tema Beyond Creativity ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta.
Dalam seminar ini peserta diberikan strategi bagaimana membuat advertising yang menarik di mata konsumen dan membuat advertising tersebut menjadi lebih efektif. “Advertising bukanlah sebuah ilmu pengetahuan tetapi adalah sebuah seni, dengan begitu peraturan – peraturan yang ada di dunia dunia periklanan dapat dipatahkan demi mencapai keefektifan komunikasi lewat advertising,” ujar Sapto.
Sapto menambahkan, Iklan adalah seni untuk membujuk konsumen atau mengubah sikap mereka terhadap sesuatu dengan cara mendramatisir fakta tentang hal tersebut. Dan untuk membuat sebuah iklan menjadi menarik serta menempel di dalam ingatan para konsumen maka harus diciptakan ide-ide kreatif yang dapat membuahkan iklan yang menarik. Iklan tersebut nantinya akan menciptakan kenangan dan perasaan positif yang mempengaruhi perilaku seseorang dari waktu ke waktu yang nantinya dapat mendorong orang tersebut untuk membeli sesuatu di kemudian hari.
Lebih lanjut Sapto menjelaskan 7 aturan untuk menghasilkan sebuah print ad advertising agar dapat menarik perhatian para konsumen. Pertama harus memiliki sebuah visual key yang memiliki keunikan tersendiri, kuat serta berbeda, sebab orang jauh lebih mudah mengingat apapun yang kelihatan berbeda. Selalu ingat pula bahwa keunikan punya nilai jual yang lebih tinggi. Kedua, Don’t over-do Rule #1 — be strong, but not too strong, berbeda boleh tetapi jangan terlalu berlebihan. Ketiga, Jangan menggunakan seks sebagai visual key, terutama jika Anda menargetkan laki-laki. Strategi selanjutnya, The ad must keep tight control over the readers’ line of sight and scan path. Kelima, Pastikan menggunakan logo yang menonjol dan mudah diingat. keenam, hindari terciptanya multiple visual key, agar para konsumen dapat fokus dengan hanya satu visual key yang kuat dan memiliki keunikan tersendiri. Dan strategi terakhir buatlah mereka membaca copy text dari print ad tadi. Dengan visual key dan text copy yang eye catching para konsumen tadi pasti akan tergoda untuk melihat dan membacanya lebih lanjut.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai efektifitas di dunia periklanan kepada peserta seminar, Sapto juga memutarkan beberapa videocasestudy kepada peserta. Video – video ini adalah kumpulan iklan-iklan dari brand ternama yang telah berhasil memenangkan beberapa ajang penghargaan di kancah internasional. Turut Diselipkan pula video harlem shake yang sedang ‘booming’ di seluruh dunia. Bagi Sapto, kreatif bukan Cuma persoalan ide. “tetapi bagaimana mewujudkan ide tersebut menjadi kenyataan,”tambahnya lagi.
Melengkapi semua itu, Sapto mengingatkan peserta yang di dominasi dari para mahasiswa yang nantinya akan menjadi generasi penerus di dunia periklanan tanah air, bahwa untuk mencipatakan sebuah iklan yang menarik dibutuhkan kumpulan elemen yang membutuhkan banyak sekali keunggulan tentang produk untuk dikomunikasikan. Dan nantinya dapat mengguncang believe seseorang sehingga ia mau berubah pikiran untuk membeli atau percaya pada produk yang dipromosikan tersebut. “tapi jika tidak ada sesuatu yang bisa dikomunikasin lagi di dalam sisi tersebut perkuat saja dua sisi yang lain yaitu stopping power dan sticking powernya dengan begitu orang akan berhenti untuk melihat dan akan ingat dengan iklan tersebut,”tukas Sapto.
Para peserta memang mengaku semakin termotivasi setelah mendengar pemaparan narasumber dalam seminar. “Tadi Pak Sapto asik banget nyampein materinya, dia bisa menyampaikan materinya dengan pas. Jadi, pesannya betul-betul sampai ke saya. Apalagi, seminar ini juga menyuguhkan buah karya para pemenang ajang penghargaan di bidang periklanan. Ini pencerahan luar biasa bagi kami yang selama ini hanya ditempa teori di bangku kuliah,”tutup Yessy Valencia. (FP)